CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Translate

Sunday 10 June 2012

Untuk Bapak tersayang yang selalu kurindu...

Kaca disudut mataku menjadi air,
membasahi wajahku saat kuteringat Al Qur'an surat Luqman :14
memenuhi langit-langit sudut kamarku, saat ini kubegitu merindukanmu Bapak...
Bapak kau tonggak matahariku,,
Bapak engkau memang laki- laki biasa yang sangat biasa, engkau bukanlah seorang sarjana yang ditempa kawah candradimukanya pendidikan, engkau juga bukan politikus yang pandai beretorika, engkau juga bukan seorang kyai yang pandai mengajarkan syari'at agama. Engkau begitu biasa, hingga terkadang ku tak mengerti dengan kata-kata dan sikapmu yang luar biasa,, dan kadang kadang itulah yang membuatku menyalahkanmu..
sejenak diriku membeku, namun pikiranku mengembara, dan diujung pengembaraan singkat kutemukan wajahmu...
dalam benakku kau seperti Lukman yang mengajarkan pada anaknya untuk rendah hati dengan berkata:" anakku, dan sederhanakanlah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu, sesungguhnya seburuk-buruk suara adalah suara keledai", kata-kata yang tak mungkin keluar dari mulutmu, seorang laki-laki yang sangat bisa namun SIKAP DAN KESEHARIANMU TERLIHAT BEGITU RINGAN PENUH KESABARAN DAN KEIKHLASAN,,,
Kadang aku begitu jengkel dengan keluguan dan kejujuranmu. dua hal yang sangat biasa bagi orang-orang desa yang cukup puas dengan keadaan. Kau ajarkan dan pesankan kejujuran itupun pada bintang2 yang berkaitan darah denganku.. kenapa pak??? "terlalu jujur sama dengan hancur", namun dengan tenangnya kau berkata, "pokoknya harus jujur, Allah tak mungkin meninggalkan orang yang jujur, rajin shalat, dan ngaji(belajar), orang jujur dan memiliki ilmu akan dipercaya orang" kata-kat yang luar biasa bagiku,,, namun mengertikah aku????
bapak... ucapan ucapan sederhana itu selalu mengisahkan langkahmu, langkah kerja keras, peluh keringat dan penderitaan demi sebuah pengakuan. kejujuran yang sering kau pesankan kepada kami, saat memutskan untuk menggapai hidayah itu, memakai pelindung diri dari murka Allah dan sandiwara dunia..
untuk bapakku..
kucoba merangkai bait bait kata untukmu seperti saat aku menuliskannya untuk ibu tercinta, teman sejatimu yang mengantarkanku dan adik adik kecilku menjadi bintang dalam hidupmu..
Bapak ternyata semua lankahku teriring do'amu, dalam setiap kukaku kutemukan perlindungan dipelukkan hangatmu. Bapak,, kau mengajariku bertaruh, seperti saat ibu bertaruh nyawa demi kelahiranku. Bapak aku mencintaimu, walaupun cintaku takkan sebesar cintamu dan takkan lebih besar cintaku padaNya. dikau memang kekasihku yang selalu menjadikanku alasan untuk melangkah lagi.
Meskipun dunia mengiringi irama langkahku, takkan setulus pukulanmu saat aku sekarat dan benar-benar jatuh karena kau tahu kau akan mengulurkan tanganmu untuk mengangkatku dari lubang itu...
dalam panjangnya perjalanan ini kulihat engkau tak pernah berubah, hanya kini kian tampak guratan-guratan penuaan melukis wajahmu yang begitu kokoh, guratan yang mengisahkan perjalananmu.
masa kecilku kuselalu bermimpi aku adalah bintang, ibu bulan dan kaulah mataharinya..
Bapak... maafkan anakmu ini ketika meragukanmu saat memarahiku,,,saat ku tak mengerti akan arti ucapan-ucapan nasehatmu dan arti diam dari kemarahanmu...
bapak,, kaulah titik dalam hatiku,, titik semangatku,
Di tiap keheningan malam dan sujudku,,  hanya barisan do'a untukmu wahai bapak dan ibuku....
bapak,,, terima kasih atas semua yang kau berikan untukku.
Sekeras debu kehidupan menamparku,
sedalam luka hati menemaniku,
dan seribu cinta ada dihadapanku,,
hanya bapak tercinta...
salam ta'dzim, dan sungkem untukmu..

Bandung, 11 Juni 2012
ananda di waktu dluha, dilembaran cerita cinta
untuk yang bersemayam dikedalaman jiwaku
untukmu wahai orangtuaku...^_^

Wafatnya Rasulullah

8 Juni 632 M


Di tengah kesibukan kita, tepat 1380 tahun yang lalu, seorang manusia besar pahlawan kemanusiaan memenuhi panggilan Kekasihnya. Di kelilingi beberapa gelintir sahabat dan sanak kerabatnya, beliau mengembuskan napas terakhir. Kepergiannya diratapi oleh para sahabatnya. Bahkan, seorang sahabatnya yang sosoknya sangat disegani dan ditakuti oleh kawan dan lawan, pada hari itu menangis tersedu-sedu dan hampir tidak percaya utusan Allah ini adalah manusia biasa yang bisa meninggal dunia.

Hari-hari sebelumnya, malam-malam terakhir menjelang wafatnya dipenuhi dengan tangisan. Hal ini membuat malaikat yang datang kepada beliau bertanya, mengapa seorang rasul yang telah dijamin surganya menangis-nangis tiada henti. Sang Nabi menjawab, "Bukan diriku yang kutangisi, tetapi umatku, umatku, umatku. Apa yang akan terjadi dengan umatku sepeninggalku?"


Kematian dan tangisan selalu menawarkan multi makna jika hendak diselami. Tetapi, selama ini banyak umat Islam merasa terasa kurang antusias mendiskusikan peristiwa wafatnya Rasulullah. Salah satu alasannya adalah saat-saat tersebut merupakan periode sensitif - terkait pergantian kepemimpinan umat Islam setelah wafatnya Nabi. Kasusnya sama sekali berbeda dengan peringatan kelahiran beliau (Maulid) yang menjadi populer, setelah Shalahuddin Al Ayubi tergerak untuk membangkitkan semangat umat Islam di kala Perang Salib.

Debat dan penanda

Mungkin di antara kita ada yang berpikir, mengapa kita mengenang meninggalnya Rasulullah dengan kalender Masehi. Mengapa tidak 12 Rabiul 'awal 11 Hijriah. Berdasarkan keterangan astronomis, Rasulullah wafat 12 Rabiul Awal yang bertepatan dengan hari Sabtu, 6 Juni 632 M. Namun, banyak keterangan yang menyebutkan Rasulullah meninggal pada hari Senin, yang berarti tanggal 8 Juni 632 M.

Penulis ingin mengatakan, mengapa kita sibuk berdebat apakah Rasulullah meninggal pada hari Hijriah atau hari Masehi. Kalau perlu, kita jadikan setiap peristiwa menjadi penanda bagi kita untuk mengenang Rasul. Kalau hari ini kita mengenang beliau, itu tak lebih karena kita menjumpai satu penanda untuk mengenang kemuliaannya.

Semakin banyak penanda, terasa semakin dekat hati kita dengan Rasul.
Lebih dari itu, dalam konteks peristiwanya sendiri, ada yang lebih penting dari penanda waktu, yaitu makna wafatnya Rasulullah itu sendiri. Peristiwa ini menandai berakhirnya masa kerasulan, baik Nabi Muhammad maupun para nabi yang mendahului. Dalam teologi Islam, berakhirnya masa kerasulan berarti berakhirnya masa turunnya wahyu tertulis dan menandai paripurnanya ajaran Islam, yang embrionya semakin terlihat di masa Nabi Ibrahim alaihissalam.

Alasan penulis mengenang wafatnya teladan umat manusia yang satu ini adalah justru untuk memaknai kehadirannya. Kematian dan kehidupan bukankah selalu berhubungan? Demikian pula, ketiadaan dan kehadiran. Kehadiran Rasulullah di antara para pengikutnya semakin terasa di benak kaum Muslimin justru ketika beliau sudah meninggal. Tanda-tanda perselisihan mulai menyembul beberapa saat setelah malaikat maut meninggalkan pembaringan Sang Nabi.

Bukankah di saat hidupnya, dengan konsistensinya Rasulullah berhasil membebaskan manusia dari sikap-sikap jahiliah, seperti tindakan mengubur bayi perempuan dan menistakan kaum dhuafa. Bukankah permusuhan kronik dua etnis besar Aus dan Khazraj di Yatsrib melumer di kala beliau mulai menginjakkan kakinya di bumi Madinah. Pada saat yang sama, sebuah tonggak persaudaraan antara kaum Muhajirin dan Anshar ditegakkan. Di waktu berikutnya, sebuah piagam pertama yang mengatur kehidupan civil society ditandatangani oleh perwakilan dari seluruh komunitas yang ada di Madinah, termasuk dari kalangan Yahudi dan Nasrani. Beberapa contoh ini menunjukkan betapa dalam hidupnya Rasulullah telah memancangkan pilar-pilar sejarah tumbuhnya nilai kemanusiaan.

Pesan

Pesan-pesan terakhir Muhammad Saw yang banyak diriwayatkan khotbah pada haji wada' (haji perpisahan). Khotbah ini sangat terkenal, selain karena didengar oleh banyak orang--ada keterangan menyebutkan 124 ribu, ada juga yang menyebutkan 144 ribu--juga karena isinya yang sarat dengan pesan-pesan kemanusiaan. Selain kekhusukan, khotbah ini juga didengar dengan penuh keharuan. Umat Islam banyak yang tidak tahan melelehkan air mata karena merasakan kata-kata Rasul menandakan suatu perpisahan. Agaknya film The Message yang dibintangi Anthony Quinn dapat membantu imajinasi kita menangkap keharuan dan juga kesedihan di padang Arafah saat itu.

Ada beberapa pokok khotbah yang penulis merasa perlu untuk menukilkan kembali dalam tulisan ini.

Pertama, penghapusan sistem riba dalam kehidupan manusia. Rasulullah memulainya dengan menghapus riba yang dipraktikkan oleh pamannya sendiri.

Kedua, Rasul menyeru penghapusan semua bentuk pembalasan dendam pembunuhan jahiliah, dan penuntutan darah cara jahiliah. Tindakan ini dilakukan pertama kali atas tuntutan darah Amir bin Al-Harits, sepupunya sendiri.


Ketiga, Rasul melarang keras mengambil harta saudara sendiri. Pesan ini dapat ditafsirkan larangan keras mengambil harta orang lain, sedangkan mengambil harta saudara sendiri saja sangat ditentang. Pesan ini juga berarti larangan untuk mengambil hak sesama Muslim, karena setiap Muslim adalah saling bersaudara

Keempat, Rasul menyeru untuk memperlakukan perempuan dengan cara yang baik karena mereka adalah amanah dari Allah. Rasul menekankan bahwa ada hak laki-laki atas istrinya dan sebaliknya ada hak perempuan atas suami mereka.

Pesan berikutnya adalah seruan untuk memberi kepada orang miskin makanan yang kita makan dan pakaian dari jenis kain yang kita pakai. Pesan ini tegas-tegas memperlihatkan keharusan seorang Muslim untuk memperlakukan orang lemah, sebagaimana mereka memperlakukan diri sendiri. Ajaran ini berarti pula menuntut setiap Muslim untuk selalu peduli kepada sesamanya, tidak mementingkan dirinya sendiri. Mengutamakan orang lain sebagaimana mengutamakan diri sendiri.

Pemungkas khotbah ini adalah pesan bahwa setiap manusia berasal dari satu bapak. Semua manusia dari Adam dan Adam terjadi dari tanah. Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Tidak sedikit pun ada kelebihan bangsa Arab dari yang bukan Arab, kecuali dengan takwa. Bahkan, kita wajib taat dalam pemerintahan seorang hamba berkulit hitam selama ia menjalankan perintah Allah.

Saturday 9 June 2012

kosong

Sejarah Masuknya Islam di Asia Tenggara makalah


PERADABAN ISLAM DI ASIA TENGGARA
A. Proses Masuknya Islam di Asia Tenggara
Islam masuk ke Asia Tenggara disebarluaskan melalui kegiatan kaum pedagang dan para sufi. Hal ini berbeda dengan daerah Islam di Dunia lainnya yang disebarluaskan melalui penaklulan Arab dan Turki. Islam masuk di Asia Tenggara dengan jalan damai, terbuka dan tanpa pemaksaan sehingga Islam sangat mudah diterima masyarakat Asia Tenggara.
Mengenai kedatangan Islam di negara-negara yang ada di Asia Tenggara hamper semuanya didahului oleh interaksi antara masyarakat di wilayah kepulauan dengan para pedagang Arab, India, Bengal, Cina, Gujarat, Iran, Yaman dan Arabia Selatan. Pada abad ke-5 sebelum Masehi Kepulauan Melayu telah menjadi tempat persinggahan para pedagang yang berlayar ke Cina dan mereka telah menjalin hubungan dengan masyarakat sekitar Pesisir. Kondisi semacam inilah yang dimanfaatkan para pedagang Muslim yang singgah untuk menyebarkan Islam pada warga sekitar pesisir.
Menurut Uka Tjandra Sasmita, prorses masukya Islam ke Asia Tenggara yang berkembang ada enam, yaitu:
1. Saluran perdagangan
Pada taraf permulaan, proses masuknya Islam adalah melalui perdagangan. Kesibukan lalu-lintas perdagangan pada abad ke-7 hingga ke-16 membuat pedagangpedagang Muslim (Arab, Persia dan India) turut ambil bagian dalam perdagangan dari negeri-negeri bagian Barat, Tenggara dan Timur Benua Asia. Saluran Islamisasi melaui perdagangan ini sangat menguntungkan karena para raja dan bangsawan turut serta dalam kegiatan perdagangan, bahkan mereka menjadi pemilik kapal dan saham. Mereka berhasil mendirikan masjid dan mendatangkan mullah-mullah dari luar sehingga jumlah mereka menjadi banyak, dan karenanya anak-anak Muslim itu menjadi orang Jawa dan kaya-kaya. Di beberapa tempat penguasa-penguasa Jawa yang menjabat sebagai Bupati Majapahit yang ditempatkan di pesisir Utara Jawa banyak yang masuk Islam, bukan karena hanya faktor politik dalam negeri yang sedang goyah, tetapi karena factor hubungan ekonomi drengan pedagang-rpedrarrgarng Muslim.
Perkembangan selanjutnya mereka kemudian mengambil alih perdagangan dan kekuasaan di tempat-tempat tinggalnya.
2. Saluran perkawinan
Dari sudut ekonomi, para pedagang Muslim memiliki status sosial yang lebih baik daripada kebanyakan pribumi, sehingga penduduk pribumi terutama puteri-puteri bangsawan, tertarik untuk menjadi isteri saudagar-saudagar itu. Sebelum dikawin mereka diislamkan terlebih dahulu. Setelah mereka mempunyai keturunan, lingkungan mereka makin luas, akhirnya timbul kampung-kampung, daerah-daerah dan kerajaan Muslim.
Dalam perkembangan berikutnya, ada pula wanita Muslim yang dikawini oleh keturunan bangsawan; tentu saja setelah mereka masuk Islam terlebih dahulu. Jalur perkawinan ini jauh lebih menguntungkan apabila antara saudagar Muslim dengan anak bangsawan atau anak raja dan anak adipati, karena raja dan adipati atau bangsawan itu kemudian turut mempercepat proses Islamisasi. Demikianlah yang terjadi antara Raden Rahmat atau sunan Ampel dengan Nyai Manila, Sunan Gunung Jati dengan puteri Kawunganten, Brawijaya dengan puteri Campa yang mempunyai keturunan Raden Patah (Raja pertama Demak) dan lain-lain.
3. Saluran Tasawuf
Pengajar-pengajar tasawuf atau para sufi mengajarkan teosofi yang bercampur dengana jaran yang sudah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Mereka mahir dalam soal magis dan mempunyai kekuatan-kekuatan menyembuhkan. Diantara mereka juga ada yang mengawini puteri-puteri bangsawab setempat. Dengan tasawuf, “bentuk” Islam yang diajarkan kepada penduduk pribumi mempunyai persamaan dengan alam pikiran mereka yang sebelumnya menganut agama Hindu, sehingga agama baru itu mudah dimengerti dan diterima. Diantara ahli-ahli tasawuf yang memberikan ajaran yang mengandung persamaan dengan alam pikiran Indonesia pra-Islam itu adalah Hamzah Fansuri di Aceh, Syekh Lemah Abang, dan Sunan Panggung di Jawa. Ajaran mistik seperti ini masih dikembangkan di abad ke-19 M bahkan di abad ke-20 M ini.
4. Saluran pendidikan
Islamisasi juga dilakukan melalui pendidikan, baik pesantren maupun pondok yang diselenggarakan oleh guru-guru agama, kiai-kiai dan ulama. Di pesantren atau pondok itu, calon ulama, guru agama dan kiai mendapat pendidikan agama. Setelah keluar dari pesantren, mereka pulang ke kampung masing-masing atau berdakwak ketempat tertentu mengajarkan Islam. Misalnya, pesantren yang didirikan oleh Raden rahmat di Ampel Denta Surabaya, dan Sunan Giri di Giri. Kleuaran pesantren ini banyak yang diundang ke Maluku untuk mengajarkan Agama Islam.
5. Saluran kesenian
Saluran Islamisasi melaui kesenian yang paling terkenal adalah pertunjukan wayang. Dikatakan, Sunan Kalijaga adalah tokoh yang paling mahir dalam mementaskan wayang. Dia tidak pernah meminta upah pertunjukan, tetapi ia meminta para penonton untuk mengikutinya mengucapkan kalimat syahadat. Sebagian besar cerita wayang masih dipetik dari cerita Mahabarata dan Ramayana, tetapi dalam serita itu di sisipkan ajaran nama-nama pahlawan Islam. Kesenian-kesenian lainnya juga dijadikan alat Islamisasi, seperti sastra (hikayat, babad dan sebagainya), seni bangunan dan seni ukir.
6. Saluran politik
Di Maluku dan Sulawesi selatan, kebanyakan rakyat masuk Islam setelah rajanya memeluk Islam terlebih dahulu. Pengaruh politik raja sangat membantu tersebarnya Islam di daerah ini. Di samping itu, baik di Sumatera dan Jawa maupun di Indonesia Bagian Timur, demi kepentingan politik, kerajaan-kerajaan Islam memerangi kerajaan-kerajaan non Islam. Kemenangan kerajaan Islam secara politis banyak menarik penduduk kerajaan bukan Islam itu masuk Islam.
Untuk lebih memperjelas bagaimana proses masuknya agama Islam di Asia Tenggara ini, ada 3 teori diharapkan dapat membantu memperjelas tentang penerimaan Islam yang sebenarnya:
a. Menekankan peran kaum pedagang yang telah melembagakan diri mereka di beberapa wilayah pesisir lndonesia, dan wilayah Asia Tenggara yang lain yang kemudian melakukan asimilasi dengan jalan menikah dengan beberapa keluarga penguasa local yang telah menyumbangkan peran diplomatik, dan pengalaman lnternasional terhadap perusahaan perdagangan para penguasa pesisir. Kelompok pertama yang memeluk agama lslam adalah dari penguasa lokal yang berusaha menarik simpati lalu-lintas Muslim dan menjadi persekutuan dalam bersaing menghadapi pedagang-pedagang Hindu dari Jawa. Beberapa tokoh di wilayah pesisir tersebut menjadikan konversi ke agama lslam untuk melegitimasi perlawanan mereka terhadap otoritas Majapahit dan untuk melepaskan diri dari pemerintahan beberapa lmperium wilayah tengah Jawa.
b. Menekankan peran kaum misionari dari Gujarat, Bengal dan Arabia. Kedatangan para sufi bukan hanya sebagai guru tetapi sekaligus juga sebagai pedagang dan politisi yang memasuki lingkungan istana para penguasa, perkampungan kaum pedagang, dan memasuki perkampungan di wilayah pedalaman. Mereka mampu mengkomunikasikan visi agama mereka dalam bentuknya, yang sesuai dengan keyakinan yang telah berkembang di wilayah Asia Tenggara. Dengan demikian dimungkinkan bahwa masuknya Islam ke Asia Tenggara agaknya tidak lepas dengan kultur daerah setempat.
c. Lebih menekankan makna lslam bagi masyarakat umum dari pada bagi kalangan elite pemerintah. Islam telah menyumbang sebuah landasan ldeologis bagi kebajikan lndividual, bagi solidaritas kaum tani dan komunitas pedagang, dan bagi lntegrasi kelompok parochial yang lebih kecil menjadi masyarakat yang lebih besar (Lapidus, 1999:720-721). Agaknya ketiga teori tersebut bisa jadi semuanya berlaku, sekalipun dalam kondisi yang berbeda antara satu daerah dengan yang lainnya. Tidak terdapat proses tunggal atau sumber tunggal bagi penyebaran lslam di Asia Tenggara, namun para pedagang dan kaum sufi pengembara, pengaruh para murid, dan penyebaran berbagai sekolah agaknya merupakan faktor penyebaran lslam yang sangat penting.
B. Penyebaran Islam di Asia Tenggara dan Indonesia
Sejak abad pertama, kawasan laut Asia Tenggara, khususnya Selat Malaka sudah mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam kegiatan pelayaran dan perdagangan internasional yang dapat menghubungkan negeri-negeri di Asia Timur Jauh, Asia Tenggara dan Asia Barat. Perkembangan pelayaran dan perdagangan internasional yang terbentang jauh dari Teluk Persia sampai China melalui Selat Malaka itu kelihatan sejalan pula dengan muncul dan berkembangnya kekuasaan besar, yaitu China dibawah Dinasti Tang (618-907), kerajaan Sriwijaya (abad ke-7-14), dan Dinasti Umayyah (660-749).
Mulai abad ke-7 dan ke-8 (abad ke-1 dan ke-2 H), orang Muslim Persia dan Arab sudah turut serta dalam kegiatan pelayaran dan perdagangan sampai ke negeri China. Pada masa pemerintahan Tai Tsung (627-650) kaisar ke-2 dari Dinasti Tang, telah dating empat orang Muslim dari jazirah Arabia. Yang pertama, bertempat di Canton (Guangzhou), yang kedua menetap dikota Chow, yang ketiga dan keempat bermukim di Coang Chow. Orang Muslim pertama, Sa’ad bin Abi Waqqas, adalah seorang muballigh dan sahabat Nabi Muhammad SAW dalam sejarah Islam di China. Ia bukan saja mendirikan masjid di Canto, yang disebut masjid Wa-Zhin-Zi (masjid kenangan atas nabi).
Karena itu, sampai sekarang kaum Muslim China membanggakan sejarah perkembangan Islam di negeri mereka, yang dibawa langsung oleh sahabat dekat Nabi Muhammad SAW sendiri, sejak abad ke-7 dan sesudahnya. Makin banyak orang Muslim berdatangan ke negeri China baik sebagai pedagang maupun mubaligh yang secara khusus melakukan penyebaran Islam. Sejak abad ke-7 dan abad selanjutnya Islam telah datang di daerah bagian Timur Asia, yaitu di negeri China, khususnya China Selatan. Namun ini menimbulkan pertanyaan tentang kedatangan Islam di daerah Asia Tenggara. Sebagaimana dikemukakan diatas Selat Malaka sejak abad tersebut sudah mempunyai kedudukan penting. Karena itu, boleh jadi para pedagang dan munaligh Arab dan Persia yang sampai di China Selatan juga menempuh pelayaran melalui Selat Malaka. Kedatangan Islam di Asia Tenggara dapat dihubungkan dengan pemberitaan dari I-Cing, seorang musafir Budha, yang mengadakan perjalanan dengan kapal yang di sebutnya kapal Po-Sse di Canton pada tahun 671. Ia kemudian berlayar menuju arah selatan ke Bhoga (di duga daerah Palembang di Sumatera Selatan). Selain pemberitaan tersebut, dalam Hsin-Ting-Shu dari masa Dinasti yang terdapat laporan yang menceritakan orang Ta-Shih mempunyai niat untuk menyerang kerajaan Ho-Ling di bawah pemerintahan Ratu Sima (674).
Dari sumber tersebut, ada dua sebutan yaitu Po-Sse dan Ta-Shih. Menurut beberapa ahli, yang dimaksud dengan Po-Sse adalah Persia dan yang dimaksud dengan Ta-Shih adalah Arab. Jadi jelaslah bahwa orang Persia dan Arab sudah hadir di Asia Tenggara sejak abad-7 dengan membawa ajaran Islam.
Terdapat perbedaan pendapat di kalangan ahli sejarah tentang tempat orang Ta Shih. Ada yang menyebut bahwa mereka berada di Pesisir Barat Sumatera atau di Palembang. Namun adapula yang memperkirakannya di Kuala Barang di daerah Terengganu. Terlepas dari beda pendapat ini, jelas bahwa tempat tersebut berada di bagian Barat Asia Tenggara. Juga ada pemberitaan China (sekitar tahun 758) dari Hikayat Dinasti Tang yang melaporkan peristiwa pemberontakan yang dilakukan orang Ta-Shih dan Po-Se. Mereka mersak dan membakar kota Canton (Guangzhoo) untuk membantu kaum petani melawan pemerintahan Kaisar Hitsung (878-899).
Setelah melakukan perusakan dan pembakaran kota Canton itu, orang Ta-Shih dan Po-Se menyingkir dengan kapal. Mereka ke Kedah dan Palembang untuk meminta perlindungan dari kerajaan Sriwijaya. Berdasarkan berita ini terlihat bahwa orang Arab dan Persia yang sudah merupakan komunitas Muslim itu mampu melakukan kegiatan politik dan perlawanan terhadap penguasa China. Ada beberapa pendapat dari para ahli sejarah mengenai masuknya Islam ke Indonesia :
1. Menurut Zainal Arifin Abbas, Agama Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7 M (684 M). Pada tahun tersebut datang seorang pemimpin Arab ke Tiongkok dan sudah mempunyai pengikut dari Sumatera Utara. Jadi, agama Islam masuk pertama kali ke Indonesia di Sumatera Utara.
2. Menurut Dr. Hamka, Agama Islam masuk ke Indonesia pada tahun 674 M. Berdasarkan catatan Tiongkok , saat itu datang seorang utusan raja Arab Ta Cheh (kemungkinan Muawiyah bin Abu Sufyan) ke Kerajaan Ho Ling (Kaling/Kalingga) untuk membuktikan keadilan, kemakmuran dan keamanan pemerintah Ratu Shima di Jawa.
3. Menurut Drs. Juneid Parinduri, Agama Islam masuk ke Indonesia pada tahun 670 M karena di Barus Tapanuli, didapatkan sebuah makam yang berangka Haa-Miim yang berarti tahun 670 M.
4. Seminar tentang masuknya Islam ke Indonesia di Medan tanggal 17-20 Maret 1963, mengambil kesimpulan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad I H/abad 7 M langsung dari Arab. Daerah pertama yang didatangi ialah pasisir Sumatera.
Sedangkan perkembangan Agama Islam di Indonesia sampai berdirinya kerajaankerajaan Islam di bagi menjadi tiga fase, antara lain :
a. Singgahnya pedagang-pedagang Islam di pelabuhan-pelabuhan Nusantara. Sumbernya adalah berita luar negeri, terutama Cina;
b. Adanya komunitas-komunitas Islam di beberapa daerah kepulauan Indonesia. Sumbernya di samping berita-berita asing juga makam-makam Islam;
c. Berdirinya kerajaan-kerajaan Islam (Abdullah, 1991:39).
C. Perkembangan Keagamaan dan Peradaban
Sebagaimana telah diuraikan di atas, pada term penyebaran Islam di Asia Tenggara yang tidak terlepas dari kaum pedagang Muslim. Hingga kontrol ekonomi pun di monopoli oleh mereka. Disamping itu pengaruh ajaran Islam sendiripun telah mempengaruhi berbagai aspek kehidupan Masyarakat Asia Tenggara. Islam mentransformasikan budaya masyarakat yang telah di-Islamkan di kawasan ini, secara bertahap. Islam dan etos yang lahir darinya muncul sebagai dasar kebudayaan.
Namun dari masyarakat yang telah di-Islamkan dengan sedikit muatan lokal. Islamisasi dari kawasan Asia Tenggara ini membawa persamaan di bidang pendidikan. Pendidikan tidak lagi menjadi hak istimewa kaum bangsawan. Tradisi pendidikan Islam melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Setiap Muslim diharapkan mampu membaca al Qur’an dan memahami asas-asas Islam secara rasional dan dan dengan belajar huruf Arab diperkenalkan dan digunakan di seluruh wilayah dari Aceh hingga Mindanao. Bahasabahasa lokal diperluasnya dengan kosa-kata dan gaya bahasa Arab. Bahasa Melayu secara khusus dipergunakan sebagai bahasa sehari-hari di Asia Tenggara dan menjadi media pengajaran agama. Bahasa Melayu juga punya peran yang penting bagi pemersatu seluruh wilayah itu.
Sejumlah karya bermutu di bidang teologi, hukum, sastra dan sejarah, segera bermunculan. Banyak daerah di wilayah ini seperti Pasai, Malaka dan Aceh juga Pattani muncul sebagai pusat pengajaran agama yang menjadi daya tarik para pelajar dari sejumlah penjuru wilayah ini.
System pendidikan Islam kemudian segera di rancang. Dalam banyak batas, Masjid atau Surau menjadi lembaga pusat pengajaran. Namun beberapa lembaga seperti pesantren di Jawa dan pondok di Semenanjung Melaya segera berdiri. Hubungan dengan pusat-pusat pendidikan di Dunia Islam segera di bina. Tradisi pengajaran Paripatetis yang mendahului kedatangan Islam di wilayah ini tetap berlangsung. Ibadah Haji ke Tanah Suci di selenggarakan, dan ikatan emosional, spritual, psikologis, dan intelektual dengan kaum Muslim Timur Tengah segera terjalin. Lebih dari itu arus imigrasi masyarakat Arab ke wilayah ini semakin deras.
Di bawah bimbingan para ulama Arab dan dukungan negara, wilayah ini melahirkan ulama-ulama pribumi yang segera mengambil kepemimpinan lslam di wilayah ini. Semua perkembangan bisa dikatakan karena lslam, kemudian melahirkan pandangan hidup kaum Muslim yang unik di wilayah ini. Sambil tetap memberi penekanan pada keunggulan lslam, pandangan hdup ini juga memungkinkan unsur-unsur local masuk dalam pemikiran para ulama pribumi. Mengenai masalah identitas, internalisasi Islam, atau paling tidak aspek luarnya, oleh pendudukan kepulauan membuat Islam muncul sebagai kesatuan yang utuh dari jiwa dan identitas subyektif mereka. Namun fragmentasi politik yang mewarnai wilayah ini, di sisi lain, juga melahirkan perasaan akan perbedaan identitas politik diantara penduduk yang telah di Islamkan.

Hadis tentang keluarnya Dajjal


beberapa hari yang lalu ana membaca tulisan di FB teman ana tentang keluarnya dajjal dari segitiga bermuda, sebenarnya dalam nash-nash yg berasal dari rosulloh sholollohualaihiwasam tidak ada penjelasan yang menjelaskan tentang segitiga bermuda, makanya ana jadi bingung bagai mana mungkin ada  seseorang yang berniat berdakwah tapi dengan cara yg tidak dia ketahui kebenaran ceritanya dan hal itu akan membuat dia terjerumus kedalam kedustaan bahkan neraka.

berikut ini ana berikan cerita yg berasal dari sebuah hadis yang shahih tentang Tamim Ad-Dari seorang lelaki yg dulu beragama nasrani yang menceritakan kisah hidupnya kepada rosullohsholollohualaiwasallam.

Dari Fatimah binti Qois ra, ia berkata, “saya mendengar seorang muazin rosullohsholollohualaihiwasallam menyru manusia ,’as-sholat jami’ah.’ Saya pun kaluar dari masjid. Saya ikut sholat bersama Rosulloh sholollohualaihiwasallam & saya berada pada berisan wanita di belakang shof kaum pria. Ketika Rosulloh sholollohualaihiwasallam telah menyelesaikan sholatnya, maka beliau duduk diatas mimbar & tersenyum. Beliau bersabda, “hendaklah setiap orang
tetap duduk di tempat sholatnya.” Kemudian beliau bersabda, “tahukah kalian kenapa saya mengumpulkan kalian?”

Mereka menjawab, “ Alloh dan RosulNya yg lebih tahu.”

Beliau bersabda,” demi Alloh, tidaklah aku mengumpulkan kalian karena adasesuatu yg menyenangkan ataupun yg menakutkan. Namun aku kumpulkan kalian semua karena Tmim Ad-Dari ini dulu beragama nasrani. Lalu ia datang berbaiatdan menyatakan keislamannya. Lalu ia menceritakan kepadaku satu peristiwa yg sesuai dengan apa yg aku ceritakan kepada kalian, yaitu tentang Al-masih Dajjal.”

Cerita Rosulloh sholollohualaihiwasallam untuk menyempurnakan kisah Tamim Ad-Dari, beliau bersabda:

Ia bercerita kepadaku bahwa ia pernah menaiki perahu berlayar di laut bersama tiga puluh orang dari kabilah Lakhm dan Jadzdzam (suatu kabilah yg terkenal agak terbelakang kecerdasannya). Ombak laut mengombang-ambingkan mereka selama sebulan di laut. Lalu mereka terdampar di sebuah pulau yg ada ditengah lautan sampai terbenamnya matahari. Mereka duduk ditepi perahu –atau duduk diskoci penyelamat- hingga mereka masuk ke pulau. Lalu mereka bertemu dengan seekor hewan melata yg benyak bulunya. Mereka tidak bisa mengetahui mana bagian depan & bagian belakangnya karena banyaknya bulu yg menutupi badannya. Mereka berkata, “celaka engkau! Makhluk apakah engkau ini?”

Hewan itu menjawab,  “aku adalah Al-Jassasah

Mereka bertanya, “apa itu Al-Jassasah?”

Ia menjawab, “wahai kaum, pergilah menemui seorang lelaki dibiara itu. Sesungguhnya ia sangat merindukan berita dari kalian.”

Tamim berkata, “katika ia memberitahu kepada kami tentang seorang lalaki, maka kami takut –yakni khawatir terhadap binatang tersebut—bahwa ia adalah setan.”

Tamim berkata, “maka, dengan cepat kami menuju biara dan memasukinya. Ternyata, disana ada seorang manusia yg sangat besar yg belum pernah kami ketahui sebelumnya. Orang tersebut dalam keadaan terbelenggu. Kedua tangannya terkumpul di lehernya. Antara lulut dan mata kakinya dipenuhi mata rantaibesi. Kami berkata, “celaka engkau, siapakah engkau ini?”

Ia menjawab, “kalian telah ditakdirkan untuk mengetahui kabar beritaku. Maka, kabarkan dulu kepadaku siapakah kalian ini?”

Mereka manjawab, “kami dari bangsa arab. Kami brlayar di laut & di ombang-ambingkan oleh ombak laut yg kuat. Ombak mempermainkan kami selama 1 bulan. Kemudian ombak melemparkan kami ke pulaumu ini. Lalu, kami dudk di samping perahu lalu kami memasuki pulau. Lalu kami bertemu hewan melata yg berbulu sangant lebat. Kami tidak bisa membedakan bagian muka & belakangnya karna banyaknya bulu. Kami berkata “celaka engkau! Makhluk apakah engkau ini?” ia menjawab, “aku adalahAl-Jassasah” kami bertanya, “apa itu Al-Jassasah?” ia menjawab, “pergilah menemui seorang lelaki dibiara itu. Sesungguhnya ia sangat merindukan berita dari kalian.” Maka kami segara pergi menemuimu. Kami merasa ketakutan padanya & kami merasa khawatir kalau-kalau ia adalah setan.”

Namun yg mengharankan orang tersebut malah bertanya.

Ia berkata, “beritakan kepada tentang Nakhl Baisan (suatu desa di syam yg memiliki banyak korma) ?”

Tamim menjawab, “kamu bertanya tentang apanya?”

Ia menjawab, “ saya bertanya kepada kalian, apakah pohon kormanya masih berbuah?”

Kami manjawab, “ia”

Ia berkata, “ sebentar lagi ia tidak berbuah lagi.” Ia bertanya lagi,”beritahukan kepadaku tentang danau Tobariah (sebuah danau terkenal di syam). Apakah masih ada airnya?”

Kami menjawab, “airnya masih banyak.”

Ia berkata, “sesungguhnya airnya akan segera habis.” Ia bertanya lagi,” ceritakan kepadaku tentang ‘Ainul zughor (negri di sisi belakang syam).”

Mereka menjawab, ”kamu bertanya tentang apanya?”

Ia berkata, “apakah airnya masih mengalir? Dan apakah penduduknya masih bercocok tanam dari mata air tersebut?”

Kami menjawab, “ya, airnya masih banyak dan penduduknya masih bercocok tananm dari mata airnya.”

Ia bertanya, “beritakan kepadaku tentang nabi yg buta huruf, apakah yg ia kerjakan?”

Mereka manjawab, “ia telah keluar dari mekkah dan telah tinggal di yastrib.”

Ia bertanya, ”apakah orang-orang arab memeranginya?” kami menjawab, “ya” ia bertanya lagi, “ apakah yg ia lakukan terhadap mereka?”

Kami menceritakan kepadanya bahwa Nabi tersebut memperoleh kemenangan atas orang arab di sekitarnya & mereka menaatinya. Ia bertanya kepada mereka, “apakah hal itu telah terjadi?”

Kami menjawab, ”ya”

Ia berkata, ”sesungguhnya hal itu lebih baik bagi mereka untuk menaatinya. Saya akan memberitahukan kepada kalian tentang diriku, sayalah Al-Masih.hampir saja saya di perkenankan untuk keluar, lalu saya akan keluar & berjalan ke atas muka bumi. Maka tidak ada satu pun negri kecuali akan saya datangi salama 40 malam, selain Mekkah dan Toyyibah –Madinah--, kedua kota tersebut di haramkan atasku. Setiap kali saya hendak memasuki salah satu dari keduanya, maka ada malaikat yg menghadangku dengan pedang terhunus yg menghalangiku darinya. Pada setiap lorang kota itu terdapat malaikat yg menjaganya.”

Fatimah binti Qois berkata, “Rosulloh sholollohualaihiwasallam bersabda sembari menunjukkan dengan tongkat pendek beliau ke mimbar, “ inilah Toyyibah, inilah Toyyibah –yaitu Madinah— ingatlah, bukankah saya telah ceritakan hal ini kepada kalian?”

Orang-orang menjawab, “Ya”

Beliau bersabda, “sesungguhnya berita dari Tamim ini menakjubkanku. Ia sesuai dengan berita yg telah aku sampaikan kepada kalian tentang kisah tersebut, Madinah dan Mekkah. Hanya saja, ia berada di laut syam atau laut yaman. Tidak, bahkan ia berada di arah timur. Apakah daerah itu yg berada di arah timurnya, apakah ia berada di arah timurnya?” beliau menunjuk dengan tangannya menuju ke arah timur.

Fatimah berkata, “saya menghafal ini langsung dari Rosulloh sholollohualaihiwasallam” (HR Muslim, Abu Dawud dan Tirmidzi)  

hadis ini adalah bantahan yang jelas tentang cerita bahwa Dajjal akan muncul di segi tiga bermuda,..

bahkan sebanarnya dalam sebuah hadish, ada berita dari rosulloh sholollohualaihiwasallam tentang sebuah gunung emas yang akan muncul dan menjadi penyebab perang besar serta menjadi salah satu dari kejadian besar sunnahtulloh yang akan menyaring umat muslim secara keseluruhan, dan hal itu akan ana ceritakan lain waktu insya alloh

Bukti Ilmiah Nabi melarang meniup makanan dan minuman sebelum kita santap


Ada beberapa hadits Nabi SAW yg menghimbau dilarang meniup atau dengan bahasa jawanya (di emposi, di damoni) makanan atau minuman , pada jaman itu memang kita sebagai umat cuman bisa Sami,na wa atha,na , mendengarkan dan lalu mentaatinya saja, tapi kini setelah ilmu pengetahuan dan tekhnology sudah maju dan canggih ternyata dengan segala apa yg Nabi sabdakan kepada umatnya selalui menemui kebenaran dengan sejalan ilmu tekhnology yang di temukan oleh kaum kaum ilmuwan,,, Subhaanallaah,,,,,
Dari sini, maka seorang muslim dalam makan dan minumnya senantiasa memperhatikan adab Islam yang telah dicontohkan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam agar bernilai ibadah. Dan di antara adabnya adalah tidak bernafas dan meniup minuman. Hal ini didasarkan pada beberapa hadits, di antaranya dari Abu Qatadah, Nabishallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jika kalian minum maka janganlah bernafas dalam wadah air minumnya.” (HR. Bukhari no. 5630 dan Muslim no. 263).

Dari Ibnu Abbas, “Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melarang untuk bernafas atau meniup wadah air minum.” (HR. Al-Tirmidzi no. 1888 dan Abu Dawud no. 3728, dan hadits ini dishahihkan oleh Al-Albani)
Sebagaimana yang diketahui, air memiliki nama ilmiah H20. ini berarti di dalam air terdapat 2 buah atom hidrogen dan satu buah atom oksigen yang mana 2 atom hidrogen tersebut terikat dalam satu buah atom oksigen. Dan apabila kita hembus napas pada minuman, kita akan mengeluarkan karbon dioksida (CO2).

Dan apabila karbon dioksida (CO2) bercampur dengan air (H20), akan menjadi senyawa asam karbonat (H2CO3). Zat asam inilah yang berbahaya bila masuk kedalam tubuh kita.

Senyawa H2CO3 adalah senyawa asam yang lemah sehingga efek terhadap tubuh memang kurang berpengaruh tapi ada baiknya kalau kita mengurangi masuknya zat asam kedalam tubuh kita karena dapat membahayakan kesehatan.

Dari sini juga semakin jelas hikmah dari larangan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam agar ketika minum seteguk demi seteguk, jangan langsung satu gelas sambil bernapas di dalam gelas. Hal ini karena ketika kita minum langsung banyak, maka ada kemungkinan kita akan bernapas di dalam gelas, yang akan menyebabkan reaksi kimia seperti di atas

Hadis memuliakan Wanita

 BEBERAPA HADITS YANG MEMULIAKAN WANITA #
jangan sampai tidak membacanya yah,,, very2 iMportAnt' 

Semenjk Rosuulullaah Shallallaahu alihi waSallam lahir ke dunia, wanita sagat di muliakan kedudukannya dalam ajaran Islam, tidak seperti zaman jahiliyyah yang jika lahir bayi perempuan langsung harus di bunuh,,, Na,uuzdubillaah,,, 

berikut ini kumpulan beberapa hadits yg bagimna Allah SWT memberikan tempat atau kedudukn wanita baik di mata Allah SWT , suami, anak-anak dan di hadapan manusia yg lainnya,,, yg intinya Rosuulullaah sangat menitipkan wanita serta anak anak wanita di tangan kaum lelaki (suami) atau lelaki lainnya agar senantiasa bisa menjaga dan melindunginya,, ,

inilah beberapa fadilah dan keutamaan akan pahala di sisi Allah yg jika kita bisa menjaga dan membuatnya kaum wanita merasa bahagia, yg ternyata dari hal hal yg menurut kita sepele dlm keseharian,ternyata Allah mnghitungnya dengan imbalan pahala yg sangt luar biasa, yg membuat kita sangat terharu krn besarnya Allah memperhitungkan akan pahalanya,,,

1. Wanita yang solehah (baik) itu lebih baik dari 70 orang apria yg soleh.

2. Barang siapa yang menggembirakan anak perempuannya, derajatnya seumpama orang yang senantiasa menangis karena takut pada Allah S.W.T. dan orang yang takut pada Allah S.W.T. akan diharamkan api neraka ke atas tubuhnya.

3. Barang siapa yang membawa hadiah (barang makanan dari pasar ke rumah) lalu diberikan kepada keluarganya, maka pahalanya seperti bersedekah.

4. Hendaklah mendahulukan anak perempuan daripada anak pria. Maka barang siapa yang menggembirakan anak perempuannya seolah- olah dia memerdekakan anak Nabi Ismail A.S.

5. Wanita yang tinggal bersama anak-anaknya akan tinggal bersama aku (Rasulullah S.A.W.) di dalam syurga.

6. Barang siapa mempunyai tiga anak perempuan atau tiga saudara perempuan atau dua anak perempuan atau dua saudara perempuan, lalu dia bersikap ihsan dalam pergaulan dengan mereka dan mendidik mereka dengan penuh rasa takwa serta bertanggungjawab, maka baginya adalah syurga.

7. Dari Aisyah r.a. “Barang siapa yang diuji dengan se Suatu dari anak-anak perempuannya, lalu dia berbuat baik kepada mereka, maka mereka akan menjadi penghalang baginya dari api neraka.

8. syurga itu di bawah telapak kaki ibu.

9. Apabila memanggil akan engkau dua orang ibu bapamu, maka jawablah panggilan ibumu dahulu.

10. Wanita yang taat berkhidmat kepada suaminya akan tertutup pintu-pintu neraka dan terbuka pintu-pintu syurga. Masuklah dari mana-mana pintu yang dia kehendaki dengan tidak dihisab.

11. Wanita yang taat akan suaminya, semua ikan-ikan di laut, burung di udara, malaikat di langit, matahari dan bulan, semuanya beristighfar baginya selama mana dia taat kepada suaminya dan direkannya (serta menjaga sembahyang dan puasanya).

12. Aisyah r.a. berkata “Aku bertanya kepada Rasulullah S.A.W., siapakah yang lebih besar haknya terhadap wanita? Jawab baginda, “Suaminya.” “Siapa pula berhak terhadap pria?” tanya Aisyah kembali, Jawab Rasulullah S.A.W. “Ibunya.”

13. Perempuan apabila sembhyang lima waktu, puasa bulan Ramadan, memelihara kehormatannya serta taat akan suaminya, masuklah dia dari pintu syurga mana sahaja yang dia kehendaki.

14. Tiap perempuan yang menolong suaminya dalam urusan agama, maka Allah S.W.T. memasukkan dia ke dalam syurga lebih dahulu daripada suaminya (10,000 tahun).

15. Apabila seseorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya, maka beristighfarlah para malaikat untuknya. Allah S.W.T. menatatkan baginya setiap hari dengan 1,000 kebaikan dan menghapuskan darinya 1,000 kejahatan.

16. Apabila seseorang permpuan mulai sakit hendak bersalin, maka Allah S.W.T. mencatatkan baginya pahala orang yang berjihad pada jalan Allah S.W.T.

17. Apabila seseorang perempuan melahirkan anak, keluarlah dia daripada dosa-dosa seperti keadaan ibunya melahirkannya.

18. Apabila telah lahir (anak) lalu disusui, maka bagi ibu itu setiap satu tegukan daripada susunya diberi satu kebajikan.

19. Apabila semalaman (ibu) tidak tidur dan memelihara anaknya yang sakit, maka Allah S.W.T. memberinya pahala seperti memerdekakan 70 orang hamba dengan ikhlas untuk membela agama Allah S.W.T.

20. Seorang wanita solehah adalah lebih baik daripada 70 orang wali.

21. Seorang wanita yang jahat adalah lebih buruk dari pada 1,000 pria yang jahat.

22. Rakaat solat dari wanita yang hamil adalah lebih baik daripada 80 rakaat solat wanita yang tidak hamil.

23. Wanita yang memberi minum air susu ibu (asi) kepada anaknya daripada badannya (susu badannya sendiri) akan dapat satu pahala dari pada tiap-tiap titik susu yang diberikannya.

24. Wanita yang melayani dengan baik suami yang pulang ke rumah di dalam keadaan letih akan mendapat pahala jihad.

25. Wanita yang melihat suaminya dengan kasih sayang dan suami yang melihat isterinya dengan kasih sayang akan dipandang Allah dengan penuh rahmat.

26. Wanita yang menyebabkan suaminya keluar dan berjuang ke jalan Allah dan kemudian menjaga adab rumah tangganya akan masuk syurga 500 tahun lebih awal daripada suaminya, akan menjadi ketua 70,000 malaikat dan bidadari dan wanita itu akan dimandikan di dalam syurga, dan menunggu suaminya dengan menunggang kuda yang dibuat daripada yakut.

27. Wanita yang tidak cukup tidur pada malam hari kerana menjaga anak yang sakit akan diampunkan oleh Allah akan seluruh dosanya dan bila dia hiburkan hati anaknya Allah memberi 12 tahun pahala ibadat.
28. Wanita yang memerah susu binatang dengan “bismillah” akan didoakan oleh binatang itu dengan doa keberkatan.
29. Wanita yang menguli tepung gandum dengan “bismillah”, Allah akan berkatkan rezekinya.

30. Wanita yang menyapu lantai dengan berzikir akan mendapat pahala seperti meyapu lantai di baitullah.

31. Wanita yang hamil akan dapat pahala berpuasa pada siang hari.

32. Wanita yang hamil akan dapat pahala beribadat pada malam hari.

33. Wanita yang bersalin akan mendapat pahala 70 tahun solat dan puasa dan setiap kesakitan pada satu uratnya Allah mengurniakan satu pahala haji.

34. Sekiranya wanita mati dalam masa 40 hari selepas bersalin, dia akan dikira sebagai mati syahid.

35. Jika wanita melayani suami tanpa khianat akan mendapat pahala 12 tahun solat.

36. Jika wanita menyusui anaknya sampai cukup tempo(2½ thn),maka malaikat-malaikat dilangit akan khabarkan berita bahwa syurga wajib baginya. Jika wanita memberi susu badannya kepada anaknya yang menangis, Allah akan memberi pahala satu tahun solat dan puasa.

37. Jika wanita memicit/mijat suami tanpa disuruh akan mendapat pahala 7 tola emas dan jika wanita memicit suami bila disuruh akan mendapat pahala 7 tola perak.

38. Wanita yang meninggal dunia dengan keredhaan suaminya akan memasuki syurga.

39. Jika suami mengajarkan isterinya satu masalah akan mendapat pahala 80 tahun ibadat.

40. Semua orang akan dipanggil untuk melihat wajah Allah di akhirat, tetapi Allah akan datang sendiri kepada wanita yang memberati auratnya yaitu memakai purdah di dunia ini dengan istiqamah

Sahabat sahabatku tolong bagikan (Tagnya) kepada pertemanan anda, karna hakekatnya ilmu itu milik Allaah SWT untuk kita semua.

by: ludiya

muhasabah bin nafs

Wahai diri..,
Tundukkanlah hatimu selalu dihadapan-Nya, pasrahkan jiwamu selalu kepada-Nya, lihatlah dirimu yang lemah lagi hina itu, pandanglah jasadmu yang rapuh itu, lihatlah apa yang telah engkau usahakan untuk-Nya, dan renungkanlah olehmu untuk apa umurmu engkau habiskan selama ini..

Teruslah engkau bermuhasabah diri dan jangan pernah melewatkannya.

Cobalah ambil cermin olehmu untuk melihat gambaran dirimu dan lihatlah dirimu yang berdiri disana.

Pandanglah dengan seksama semua bagian tubuhmu yang lemah dan fana itu.

Pandanglah ia dengan penuh kerendahan dirimu di hadapan-Nya.

Wahai diri...,
Pandanglah kepalamu.
Apakah ia senantiasa engkau tundukkan dan sujudkan dengan penuh harap, takut dan penuh kehinaan di hadapan Rabb-mu, atau apakah ia masih tetap menengadah penuh keangkuhan, kecongkakan dan kesombongan kepada Rabbmu juga hamba-hamba-Nya, sehingga engkau pun semakin melampaui batas

Pandanglah matamu.
Apakah ia senantiasa engkau gunakan untuk menatap keindahan, kekuasaan serta keagungan-Nya melalui Ayat-ayat-Nya juga ciptaan-Nya, atau apakah engkau gunakan matamu untuk memandang perkara yang dilarang-Nya juga berbagai bentuk kemaksiatan yang tampak dihadapanmu, sehingga membutakan matamu dari Kalamullah.

Pandanglah telingamu.
Apakah ia senantiasa engkau gunakan untuk mendengarkan firman-firman-Nya, mendengarkan suara bacaan Al-Qur’an, tausiyyah dan seruan kebaikan lainnya, atau apakah ia masih engkau gunakan untuk mendengarkan suara-suara yang tiada berguna bagimu, sehingga iapun mengeraskan hati dan pikiranmu.

Pandanglah hidungmu.
Apakah ia senantiasa engkau gunakan untuk mencium bumi Allah atau hamparan sajadah sebagai alas untuk shalat dan sujudmu, mencium orang tuamu, istrimu, suamimu dan anak-anak tercintamu serta mencium kepala anak-anak kaum papa yang kehilangan cinta dan kasih sayang kedua orang tuanya, atau apakah ia masih engkau gunakan untuk bermaksiat kepada-Nya, sehingga engkau pun tak akan mendaptkan harumnya bau surga.

Pandanglah mulutmu.
Apakah ia senantiasa engkau gunakan untuk menyampaikan Ayat-ayat-Nya, menyebarkan ilmu-Nya, mengatakan kebenaran dan kebaikan, nasehat-nasehat yang bermanfaat dan menjaga diri dari keburukan lisannya, atau apakah ia masih engkau gunakan untuk mengatakan kata-kata yang tiada berguna, mencaci, memaki, ghibah, memfitnah, mengadu domba, berdusta, sehingga Allah benci dan murka terhadap dirimu.

Pandanglah tanganmu.
Apakah ia senantiasa engkau gunakan untuk bersedekah, menolong orang yang kesusahan, membantu sesama yang kena musibah, menciptakan karya-karya yang berguna untuk umat, atau apakah ia masih engkau gunakan untuk mendzalimi orang lain, mencuri yang bukan menjadi hakmu, menganiaya saudaramu yang tak berdaya, sehingga engkau pun akan menjadi binasa karena tanganmu sendiri.

Pandanglah kakimu.
Apakah ia senantiasa engkau gunakan untuk melangkah ke tempat-tempat yang diridhai-Nya, tempat ibadah, tempat menuntut ilmu pengetahuan, tempat-tempat pengajian yang benar lagi lurus, atau apakah ia masih engkau gunakan untuk membawa dirimu ke lembah kemaksiatan, melangkahkan kakimu ke tempat yang dilarang-Nya, dan melangkahkan kakimu untuk melakukan kejahatan dan keresahan umat, sehingga engkau pun mendapatkan adzab dari-Nya.

Pandanglah dadamu.
Apakah di dalam dadamu tersimpan kelapangan dan kelembutan hati, keikhlasan dan kesabaran, rasa syukur dan tawadhu, juga keimanan dan ketauhidan yang benar, atau apakah engkau masih menyimpan dan membiarkan penyakit hatimu tumbuh subur, membiarkan hatimu gelap gulita, menggadaikan jiwamu untuk urusan dunia, mengotorinya dengan dosa dan permusuhan, sehingga hidupmu merasa hampa dan jiwamu menjadi teman syaitan laknatullah.

Tulisan sebagai pengingat diriku dan ini selalu akan menjadi penggugah dan penyemangat Ûñtûk diriku dan juga saudaraku semuanya agar senantiasa mengkaji diri, bermuhassabah diri dan berusaha menjadi seorang hamba Allah yang senantiasa memperbaiki diri.

ALLAAAAHU AKBAR !!!!!
Ya Allah, Tunjukilah kami kejalan yang lurus.
Aamiin Allahumma Ya Allah Ya Rabbal 'Alamin

hadist Qudsi


Empat perkara antara aku engkau dan mereka
Dari Anas r.a., bahwasanya Rasulullah Saw. bersabda: “Berfirman Allah Ta’ala:
Ada empat perkara. Satu yang menyangkut hubungan Aku dengan engkau. Satu lagi yang menyangkut hubungan antara engkau dengan hamba-hamba-Ku. Satu yang lan untuk Aku, dan yang satu lagi untuk engkau.
1. Adapun yang untuk Aku, hendaklah engkau mengabdi pada-Ku dan tidak menyekutukan-Ku dengan sesuatu pun.
2. Yang menyangkut dirimu, maka apa saja yang engkau kerjakan dari kebajikan/kebaikan, Aku akan memberikan balasannya.
3. Yang menyangkut antara Aku dengan engkau, ialah hendaklah engkau memohon (berdoa) kepada-Ku dan Aku mengabulkan engkau.
4. Dan yang menyangkut antara engkau dengan hamba-hamba-Ku, hendaklah engkau merelakan [ridhokan] pada mereka apa yang engkau relakan [ridhokan] bagi dirimu.” [HR.Abu Nu’aim]