CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Translate

Friday 27 September 2013

Love Story 2

Bismillahirrohmaanirrohim...
Selamat pagi dear...
Pagi ini kita akan mengkaji bagaimana proses lahirnya cinta,,
Ada lagu "lebih baik bangun cinta daripada jatuh cinta",, kelirulah orang yang berkata " aku jatuh cinta",, kemudian dia berkata juga, "sakit hati karena cinta". Dear,, awalnya jatuh ujungnya pasti sakit kan??? ^_^.makanya ada benernya lirik lagu itu,, cinta itu terus dibangun bukan dijatuh-jatuhin dear,,, ^_^
Cinta agar supaya tumbuh, seperti halnya tumbuhan maka ditanam terlebih dahulu, dipupuk, disiram dirawat dan dijaga dan terus dibangun dengan baik. Berkata "jatuh cinta" mengesankan keterpaksaan. kalimat itu keliru sebab cinta harus diusahakan dengan sungguh-sungguh. Siapa yang hendak bercinta, maka ia harus memiliki kemahiran, tanpa kemahiran cinta tidak dapat lahir. Dengan kemahiran, seseorang dapat menarik simpati dan kekaguman yang mengantar kepada lahirnya cinta. Sungguh benar ungkapan yang menyatakan bahwa tidak ada lelaki atau perempuan yang tidak memiliki potensi mencintai dan dicintai,,, iya kan dear??^_^. Nahh bagi yang sedang berbunga-bunga karena cinta jangan khawatir, kita tengok yuuk....
Persis sebagaimana FirmanNya dalam QS Ar Ruum (30):30
"(Tetaplah atas) Fitrah Allah, yang mana Dia telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah."
Oleh karena itulah dear,, tenang dan bersyukurlah jika kita memiliki Cinta. Renungkanlah firman-firman Alah swt., yang dahsyat luar biasa. Sabda Rasulullah saw., yang menentramkan berikut:
" Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan pada apa-apa yang diingini (hubbusyahawat), yaitu wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak dan sawah ladang. itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang paling baik (surga)." QS Ali Imran(3):14.
Kemudian kita simak terjemahan dari surat An-Nur(24): 30-31
Katakanlah kepada orang laki-laki beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya dan menjaga kemaluannya. Yang demikian ini adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya dan menjaga kemaluannya..".
Dalam sebuah hadist yang disebutkan oleh Ibnu Katsir dalam kitab Tafsirnya:
"saya telah dibuat Allah begitu mencintai sebagian perhiasan di dunia ini, sebagaimana kalian juga mencintainya. Yaitu wangi-wangian dan wanita. Dan Dia menjadikan shalat sebagai permata hatiku.
Dalam sebuah hadis Qudsi dimuat oleh Dr.Khalid Jamal dalam kitabnya, Al Hubb fi Al Jami'ati
Pejamkanlah mata kalian dan jagalah kemaluan kalian"
Jadi cinta itu memang fitrah ya dear, bahwa setiap manusia memiliki cinta, dan didalam Agama Islam sudah jelas hukum dan aturanya. Dalam membangun cinta, ayat-ayat tersebut sebagai batasan dari fase-fase proses tumbuhnya cinta sebelum sampai pada puncaknya.
Fase pertama adalah kedua pihak-yang akan mencintai dan dicintai- merasakan atau tidaknya kedekatan diantara mereka. Biasanya kesamaan latar belakang, sosial budaya itu amat penting karena membantu proses timbulnya kedekatan. Dari sini kita mengerti bahwa mengapa agama menganjurkan persamaan latar belakang, tingkat pendidikan, kedudukan sosial calon suami istri. Inilah yang dinamakan dengan kafa'ah.
fase pertama dilalui maka kedekatan itu meningkat pada apa yang disebut dengan "pengungkapan diri" (self revelation), dimana masing-masing merasakan ketenangan dan rasa aman untuk berbicara tentang dirinya lebih dalam lagi, yakni tentang harapan, keinginan
 dan cita-citanya, bahkan kekhawatiranya.
sekali lagi persamaan latar belakang pendidikan, sosial budaya, agama, itu akan mempercepat proses ini hingga fase berikutnya.
Fase ketiga melahirkan "saling ketergantungan" (mutual dependecies) dan pada fase ini, masing-masing mengandalkan bantuan yang dicintainya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pribadinya, karena masing-masing merasa dari dalam lubuk hati yang terdalam bahwa ia memerlukan pasanganya dalam kegembiraan dan kesedihan.
Seorang ibu akan menasehati anak perempuannya sesaat akan memasuki gerbang pernikahan, kata sang ibu:
"jangan sekali-kali menampakan kesedihan pada saat suamimu bergembira dan jangan pula menampakkan kegembiraan pada saat gundah". nasehat ini dapat ditujukan pada mereka yang belum mencapai fase ketiga, bila sudah pada fase ketiga pilihan nasehat semacam ini tidak sesuai lagi karena ketika itu pasangan otomatis akan merasakan denyut jantung pasangannya. ^_^
Bila sepasang kekasih telah sampai pada tahap ini, maka ketika itu tibalah mereka pada awal fase ke empat, yaitu pemenuhan kebutuhan pribadi kekasihnya, dan ini akan mencapai puncaknya ketika seseorang mengorbankan segala yang dimilikinya demi kebutuhan kekasihnya. pengorbanan tersebut dilakukan dengan senang hati.
Sungguh tepat jika pandangan yang menyatakan bahwa" manusia mengalami cinta pada saat ia mampu memnuhi kebutuhan-kebutuhan emosional yang dicintainya dan pemenuhan tersebut juga merupakan kebutuhan emosional baginya"
Dalam arti, memenuhi kebutuhan kekasih , bila tidak dibarengi dengan rasa cinta yang mendalam kepadanya serta dorongan dari  lubuk hati dan jiwa, ketika itu belum lagi seseorang mencapai puncak cinta sejati. fase sebelumnya boleh jadi dinamai "cinta" namun fase terahir ini yang disebut cinta sejati, atau apa yang disebut oleh Al Qur'an yaitu mawaddah.

"terimakasih sudah membacanya" ^_^

No comments:

Post a Comment