CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Translate

Tuesday 8 January 2013

Pustaka Ludiyah "Pengertian Ar Ra'yu dan Al Hulm"

A. Pengertian
Lafal Ar Ra'yu dan al Hulm kedua kata ini sama-sama bararti mimpi, merupakan ungkapan terhadap sesuatu yang dilihat oleh orang yang sedang tidur. Tapi bedanya, lafal Ar Ro'yu biasanya digunakan untuk mengistilahkan mimpi yang baik dan indah, sedangkan lafal Al Hulm biasanya digunakan untuk mengistilahkan mimpi yang buruk dan jahat. Namun demikian, masing - masing dari istilah ini bisa digunakan untuk kebalikanya.(lisan Al Arab dari kata al hulm XII/145).
Dengan demikian, lafal Ar Ra'yu dan al Hulm merupakan dua kalimat sinonim. masing-masing dari istilah ini dipakai  dalam makna dan arti yang serupa dengan yang lainnya. Al Qasimi meriwayatkan bahwa At Turabatsyi berkata, "menurut orang-orang Arab lafal Al Hulm bisa juga dikatakan untuk mimpi yang di istilahkan dengan ar Ru'ya. sementara adanya pemisahan lafal Al Hulm pada istilah-istilah yang biasa dipakai oleh syar'i untuk membedakan antara yang haq dan yang bathil, hal itu seolah-olah, merupakan ungkapan ketidaksukaan jika sesuatu yang berasal dari Allah dan sesuatu yang berasal dari syaitan diistilahkan dengan nama yang sama. sehingga kemudian, dipakailah lafal Ar Ru'ya  untuk mengistilahkan mimpi yang baik. istilah itu dipakai karena didalamnya terdapat bukti atas penglihatan secara langsung dengan mata kepala atau mata hati.
adapun lafal Al Hulm, istilah tersebut dipakai untuk mimpi yang berasal dari syaitan. sebab makna asal dari lafal tersebut hanya dipakai untuk menyebut persenggamaan yang seakan-akan dialami oleh orang yang bermimpi didalam tidurnya, padahal hal itu tidak pernah terjadi (mahasinut ta'wil karya Al Qasimi:IX/220)
B. Hakikat Sebuah Mimpi
dalam menjelaskan hakikat mimpi, diantara manusia terjadi perbedaan pendapat. diantara mereka ada yang  sangat berlebihan, dan ada pula yang ngawur lagi meremehkan. berkaitan dengan hal tersebut, Imam Al Marizi berkata '" Banyak bermunculan  pendapat dalam menafsirkan sebuah mimpi. Orang-orang yang tidak memahamii Islam, mereka menafsirkan sebuah mimpi denganungkapan munkar. Hal ini mereka lakukan karena berupaya menyingkap tabir hakikat dibalik sebuah mimpi yang keberadaanya tak akan bisa ditafsirkan dengan tindakan. Sementara disisi lain, mereka juga tidak bisa mendatangkan bukti serta tidak bisa dipercaya, sehingga pendapat yang ada pada  mereka menjadi sia-sia (Fathul Baari karya Ibnu Hajar: XII/353).
Namun, hakikat sebuah mimpi sebagaimna  yang dikatakan Ibnu Hajar dan Al Hakim saat menjelaskan masalah tersebut ialah , Allah menugaskan Malaikat untuk mengurusi persoalan mimpi yang mekihat kondisi manusia dari Al Lauh Al Mahfudzh. Lalu, malaikat menuliskannya dan membuat sebuah perumpamaan dari setiap kisah manusia. Ketika ia tidur, Malaikat membuat permisalan dari kisah-kisah tersebut dengan cara hikmah agar menjadi kabar gembira, peringatan, atau teguran baginya.
Sementara berkenaan dengan mimpi buruk, setan benar-benar telah menguasai diri orang itu karena permusuhan yang snagat tajam diantara keduanya. Setan akan senantiasa membuat tipu daya dengan berbagai  macam bentuk untuk menjerumuskannya serta ingin merusak setiap urusannya dengan berbagai cara. Sehingga setanpun, membingungkan orang tersebut dengan mimpi, baik dengan cara membuatnya merasa bersalah atau membuatnya lalai dalam mimpinya.
Dalam menjelaskan hakikat mimpi, Ibnul Qayyim berkata, "Mimpi merupakan permisalan yang dibuat Malaikatyang ditugaskan Allah untuk mengurusi persoalan bermimpi agar orang yang bermimpi bisa mengambil petunjuk dari permisalan yang telah digambarkan baginya untuk mencocokannya dengan apa yang dialaminya, dan mengungkapkan apa yang samar baginya." (I'lamul Muwaqqi'in: I/252)


No comments:

Post a Comment