CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Translate

Sunday 10 June 2012

Untuk Bapak tersayang yang selalu kurindu...

Kaca disudut mataku menjadi air,
membasahi wajahku saat kuteringat Al Qur'an surat Luqman :14
memenuhi langit-langit sudut kamarku, saat ini kubegitu merindukanmu Bapak...
Bapak kau tonggak matahariku,,
Bapak engkau memang laki- laki biasa yang sangat biasa, engkau bukanlah seorang sarjana yang ditempa kawah candradimukanya pendidikan, engkau juga bukan politikus yang pandai beretorika, engkau juga bukan seorang kyai yang pandai mengajarkan syari'at agama. Engkau begitu biasa, hingga terkadang ku tak mengerti dengan kata-kata dan sikapmu yang luar biasa,, dan kadang kadang itulah yang membuatku menyalahkanmu..
sejenak diriku membeku, namun pikiranku mengembara, dan diujung pengembaraan singkat kutemukan wajahmu...
dalam benakku kau seperti Lukman yang mengajarkan pada anaknya untuk rendah hati dengan berkata:" anakku, dan sederhanakanlah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu, sesungguhnya seburuk-buruk suara adalah suara keledai", kata-kata yang tak mungkin keluar dari mulutmu, seorang laki-laki yang sangat bisa namun SIKAP DAN KESEHARIANMU TERLIHAT BEGITU RINGAN PENUH KESABARAN DAN KEIKHLASAN,,,
Kadang aku begitu jengkel dengan keluguan dan kejujuranmu. dua hal yang sangat biasa bagi orang-orang desa yang cukup puas dengan keadaan. Kau ajarkan dan pesankan kejujuran itupun pada bintang2 yang berkaitan darah denganku.. kenapa pak??? "terlalu jujur sama dengan hancur", namun dengan tenangnya kau berkata, "pokoknya harus jujur, Allah tak mungkin meninggalkan orang yang jujur, rajin shalat, dan ngaji(belajar), orang jujur dan memiliki ilmu akan dipercaya orang" kata-kat yang luar biasa bagiku,,, namun mengertikah aku????
bapak... ucapan ucapan sederhana itu selalu mengisahkan langkahmu, langkah kerja keras, peluh keringat dan penderitaan demi sebuah pengakuan. kejujuran yang sering kau pesankan kepada kami, saat memutskan untuk menggapai hidayah itu, memakai pelindung diri dari murka Allah dan sandiwara dunia..
untuk bapakku..
kucoba merangkai bait bait kata untukmu seperti saat aku menuliskannya untuk ibu tercinta, teman sejatimu yang mengantarkanku dan adik adik kecilku menjadi bintang dalam hidupmu..
Bapak ternyata semua lankahku teriring do'amu, dalam setiap kukaku kutemukan perlindungan dipelukkan hangatmu. Bapak,, kau mengajariku bertaruh, seperti saat ibu bertaruh nyawa demi kelahiranku. Bapak aku mencintaimu, walaupun cintaku takkan sebesar cintamu dan takkan lebih besar cintaku padaNya. dikau memang kekasihku yang selalu menjadikanku alasan untuk melangkah lagi.
Meskipun dunia mengiringi irama langkahku, takkan setulus pukulanmu saat aku sekarat dan benar-benar jatuh karena kau tahu kau akan mengulurkan tanganmu untuk mengangkatku dari lubang itu...
dalam panjangnya perjalanan ini kulihat engkau tak pernah berubah, hanya kini kian tampak guratan-guratan penuaan melukis wajahmu yang begitu kokoh, guratan yang mengisahkan perjalananmu.
masa kecilku kuselalu bermimpi aku adalah bintang, ibu bulan dan kaulah mataharinya..
Bapak... maafkan anakmu ini ketika meragukanmu saat memarahiku,,,saat ku tak mengerti akan arti ucapan-ucapan nasehatmu dan arti diam dari kemarahanmu...
bapak,, kaulah titik dalam hatiku,, titik semangatku,
Di tiap keheningan malam dan sujudku,,  hanya barisan do'a untukmu wahai bapak dan ibuku....
bapak,,, terima kasih atas semua yang kau berikan untukku.
Sekeras debu kehidupan menamparku,
sedalam luka hati menemaniku,
dan seribu cinta ada dihadapanku,,
hanya bapak tercinta...
salam ta'dzim, dan sungkem untukmu..

Bandung, 11 Juni 2012
ananda di waktu dluha, dilembaran cerita cinta
untuk yang bersemayam dikedalaman jiwaku
untukmu wahai orangtuaku...^_^

No comments:

Post a Comment