CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Translate

Thursday 17 October 2013

Love Story 5

Kisah ini saya dapatkan dari seorang sahabat yang saya senang sekali mendengarkannya jika dia curhat kepada saya. Kalau untuk urusan seperti ini, saya lebih memilih menjadi pendengar yang baik. Itulah mengapa saya menulis, karena dengan mendengarkan dan memperhatikan saya akan banyak mendapatkan banyak inspirasi. ^_^
Selamat pagi dear,,,
Semoga kalian masih betah mengikuti 'Love Story' bagian ke lima disini. Nampaknya dalam membina sebuah hubungan memang penting mengetahui dan mempelajari tentang hal ini.
Kisah dari seorang sahabat saya yang belum lama dia melangsungkan pernikahan.Cinta tidak memandang usia, kalian ada yang pernah membaca novel "Cinta Suci Zahrana" mungkin?. Nah, wanita ini bukan dalam tokoh novel tersebut ya dear, hanya saja wanita yang akan saya ceritakan cukup menarik jika kita ambil hikmahnya.
Senja di bukit Margala sudut Kota Islamabad, seorang  wanita berjilbab rapih, mengenakan gamis berwarna Orange dengan jilbab hitam nampak semakin anggun terkena sorot matahari senja di kota pelajar itu. Dia alumni dari pesantren ternama di Jawa tengah, santri putri dan putri dari seorang yang masih memiliki darah keturunan dari kerajaan Majapahit. Konon katanya romonya masih memiliki darah biru dari cucu Narasinghamurti. Kehidupannya biasa-biasa saja layaknya masyarakat di Kota Solo. Solo yang Asri dan membumi, keluarganya masih sangat kental dengan adat jawa yang religius. Meskipun begitu, ketiga anaknya di besarkan di salah satu Pesantren ternama di daerah jawa. Romonya piawai berdagang yang oleh karena itu salah satu putrinya akhirnya harus menempuh study di Quaid-i-Azam University, yang dalam bahasa Urdu disebut Jamiah Qoid A’zam Islamabad Pakistan.
Namanya Roro Anjani Sekar Hayati, dia biasa dipanggil mba Sekar. Usianya sudah dewasa, kegigihannya dalam mencari ilmu mendukung keinginan orangtuanya untuk melanjutkan study Magister di International Islamic University Islamabad yang kini dikenal dengan Quaid -i- Azam. Tiga tahun sudah ia menempuh study di Pakistan, di usianya yang mulai beranjak ke-30 tahun dia masih nampak anggun dan cantik, dengan balutan gamis berwarna orange kesukaannya.
Mba Sekar, bolak balik dari guest house menuju gymnasium center, sibuk mengurus acara kunjungan dari mahasiswa dari Korea. Acara tersebut melibatkan dirinya menjadi panitia pelaksana Acara Seminar Internasional pertukaran pelajar Mahasiswa Korea yang study di Pakistan. 
kebetulan saat itu mba Sekar sedang duduk didepan Guest House menunggu peserta seminar Internasional dari Korea yang akan bersiap-siap menuju ke Gymnasium Center. Mba Sekar dipilih sebagai penerima tamu ia mempimpin para guide dan bergabung dengan guide dari Universitas untuk mengantar kemanapun tamu pergi. 
Sosok mba Sekar memang anggun dan tetap cantik, meskipun tanpa polesan make-up. Meskipun dia cantik begitu bukan berarti dia sudah berpacaran. Dan herannya sampai saat itu sekalipun ternyata mba Sekar belum pernah punya pacar!.
Nah, kenapa kira-kira dia gak punya pacar selama itu?, entahlah ya dear dia sangat rajin belajar mungkin sampai dia males pacaran. ^_^ 
Ternyata diantara rombongan peserta dari Korea yang menjadi ketua Forum diskusi berasal dari Indonesia, dan itu hanya satu-satunya mahasiswa dari Korea ada yang asli Indonesia. Mba Sekar tidak menyangka, bahwa pertukaran pelajar tersebut bakal mempertemukan dirinya dengan Rhea Aditya.
Pertemuan yang tak pernah dia kira, berlanjut kepada silaturahmi yang baik. Tiga bulan setelah acara tersebut mereka sering sharing berdiskusi mengenai cinta dan juga pernikahan. 
Ternyata keduanya sama-sama belum pernah berpacaran, karena prinsipnya adalah pacaran setelah menikah itu lebih indah. Mas Rhea seorang muslim yang taat, ia mampu bertahan lama di Korea hingga mencapai gelar Doktor disana. Saat ini ia menjadi asisten dosen di Hallym College, Mba Sekar mulai kagum dengan sosok mas Rhea yang begitu gigih dengan berbagai kisah hidupnya selama menempuh study di Korea. Hubungan jarak jauh dan perasaan cinta yang mulai bersemi mulai membuat mereka mengambil alih ke jenjang lebih serius.
Komunikasi mereka berlanjut hingga Mba Sekar selesai mengambil program magisternya. Kemudian pulang ke Indonesia. Romonya ternyata sudah menyiapkan calon untuk dirinya 

No comments:

Post a Comment