CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Translate

Sunday 13 October 2013

Raja Dalam Permata Tak Bertahta

Hembusan dingin angin malam ini menghiasi kota hujan
Rintik hujan masih malu terbalut awan
Sinar rembulan remang-remang tertutup rimbunya pepohonan
Hembusan kabut malam menggenggam erat anganku
Terbuai dalam ingatanku berjalan menelusuri kastil kerinduan
Pada kaca yang mulai ber-embun kutatap hembusan dinginnya angin
Makin sunyi dan makin mudah dirindukan
 Seperti halnya aku merindukan kamu
Perintahnya, omelanya, candanya, jailnya, sok taunya, sok dewasanya, sok baiknya, sok manjanya, sok mesranya, dan sosoknya semuanya serba
Terutama tidak mau kalahnya kamu yang meraja dalam kolam kerinduanku
Dan kita yang terpikat…
Kabut kali ini membawa sendu, sendu merindumu yang tak juga usai
Mencoba melampiaskannya dengan menatap kesegala arah yang lalu berujung dijemariku
Disini…
Pada sehelai kertas, melingkar disitu tulisan untuk raja bintang hatiku,
dalam permata tak bertahta
Karena kamu tlah menjadi Raja dalam fikiran dan hatiku mengiyakanya
Tentang pertanyaanmu mengenai impianku disana
dan yang tak kumengerti apa artinya
dan engkaupun masih juga menyimpannya sendiri.
saat itu.
Mewakili ungkapanmu
engkau tersenyum, menatapku dan masih menuggu jawabanku
kali ini kucoba menebak maksudmu pada jawabanku
"kado termanis dari si manis  untuk yang manis, sahabat hatiku"…
kesni…impian kita ada disana.. tempat kita berdua ada di tempat terindah
Lalu…maaf terlambat. kau bilang
tapi kamu yang sok baik juga bilang,
tidak ada kata terlambat untuk sesuatu yang manis dan bahagia disana
kalau tidak, sudah kuberitahu kau dari waktu itu
kini dan bahkan esok hingga kelak
Rindu sudah menjadi penyakit akut, dan rinduku padamu sudah mencapai staduim empat
lalu
apa yang harus kulakukan untuk mengatasi ini?
dan hal apapun yang berhubungan dengan rasa membingungkan dan rumit
itulah mengapa ku slalu berlari berlari dan berlari, hingga tak sadar ku terjerumus terlalu dalam
dan nyatanya aku masih tak sadar dan tetap berlari semakin jauh
sampai  aku terhenti  dan seolah berdiri diatas pasir hisap
susah untuk terlepas kembali, terlena akan hangatnya
ya terlena dalam hangatnya kerinduan, lalu tenggelam dalam kebisuan
Aku mati tanpa jejak
dan
aku tak ingin mati tanpa jejak wahai kamu
aku tak ingin terlena dalam kehangatan yang mematikan
taukah kamu jalan mana yang harus kulewati?
yah. yang tak ada pasir hisap diantaranya.
jika aku ingin berada disuatu Rumah yang terbuat dari gula gula, cokelat dan susu, dialiri sungai, rumput yang hijau dan pohoon sakura, dan bunga bunga di taman di tengah hutan.
disitu ada kamu dan esok
hingga nanti dan nanti
disana kita duduk berdua ditemani gerimis dan secangkir minuman kesukaan kita.
Engkau Raja dan aku ratunya
mimpi dan kenyataan tidaklah beda
bila saja. ^.^

No comments:

Post a Comment