CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Translate

Monday 7 October 2013

Love Story 3 at Wonder Heart

Bismillahirrohmaanirrohim..
Selamat malam dear.. sudah beberapa hari diriku gak sempat nge pos disini. Tapi corat coret masih tetep koq dear... ^_^
Hujan diluar dan hembusan angin malam masih setia menemaniku menyelesaikan  kajian tentang cinta episode ketiga kali ini.



"Bagaimana bisa? sekian tahun jalan berdua jadiannya malah sama dia??" 

Aku membaca kalimat itu dari status terbarunya di Blackberry. Kedengarannya seperti lagi galau sahabatku ini. Terakhir kali aku melihatnya berjalan menuju Kafe kecil di sekitar kampus. Selepas kuliah jam 17.30 sore tadi. Dia nampak terburu-buru dengan tas jinjingnya yang diselipkan disamping lengan badanya yang nampak agak kurus sekarang. Wajahnya nampak lesu dengan balutan kerudung pink muda kesukaanya. Aku melihatnya sambil terus memacu motor kesayanganku. Karena matahari sudah mulai menenggelamkan wajahnya, maka aku tak sempat menghampiri sahabatku. Meski sekedar untuk menyapanya. 

Ting tong ting tong...

Pesan masuk dari Dinda, perlahan kubuka dan kubaca dengan hikmat. Apa yang kukira ternyata benar, Dinda akhirnya curhat melalui chat di BBM. Berkali- kali dia mengirim tanda PING!!!, memintaku untuk segera membalas curhatannya itu. Curhatan Dinda kudiamkan sejenak, lalu kutinggal mengambil air wudhu kemudian shalat isya. Setelah usai shalat isya beberapa saat aku membuka dan membaca Al Qur’an surat Yusuf. Setelah selesai, mukena langsung kulipat, nah sesudah itu baru ku membalas BBM dari Dinda. Hal ini kulakukan bukan berarti aku tidak mau peduli dengan Dinda. Aku hanya mencoba untuk lebih tenang dari sahabatku yang sedang galau saat itu. Berharap agar bisa mengimbangi emosi sahabatku yang sedang bingung dengan masalah yang sedang ia hadapi.

Yap, aku mengenalnya sejak pertama aku masuk di kampus yang kupilih saat itu. Hingga kini, kurang lebih tiga tahun aku mengenal Dinda. Sosok sahabatku yang cantik dan baik menurutku dan beberapa kawan sepermainan kita dikampus. ^_^

Isi pesan Dinda singkat, dia hanya menanyakan kepadaku “Ra,, apa yang harus aku lakukan???” hiks, hiks ditambah emot icon menangis kencang. Kemudian tanda seru sebelas kali dan PING!!! Berkali-kali. Pertanda Dinda memang sedang butuh  kawan untuk curhat dan memberikan solusi yang tepat untuknya. Sejenak ku menghela nafas. Dalam hati ku sebenarnya ingin berbicara langsung dan menyambut isak tangis sahabatku itu dengan pelukan erat. Akhirnya singkat pula aku membalas BBM dari Dinda sahabatku. “ Din,, coba kamu ambil air wudhu dulu,, siapa tau kamu akan merasa lebih tenang..”.

Dinda kembali mengirim emot ikon menangis, dia benar-benar sedih ternyata. Ardi, sahabat karib Dinda ternyata yang menjadi masalahnya saat ini.  Ardi memang hanya sekedar sahabat, tapi Dinda berharap lebih dari sekedar sahabat. Nyesek kan dear.. ^_^

Ardi merasa nyaman berteman dengan Dinda, karena setauku Dinda selalu ada buat Ardi. Hingga suatu waktu ketika Ardi sakitpun, Dinda yang rempong bolak-balik dari rumah ke kosan Ardi hanya untuk mengantar makanan, menyuapi dia makan dan bahkan mencucikan bajunya yang kotor selama Ardi sakit. Segitu dekatnya persahabatan Dinda dan Ardi. Ia begitu akrab, hingga ia fikir Ardi akan mampu jatuh cinta pada Dinda. Hati manusia tidak dapat dipaksa untuk belok ke kanan atau ke kiri. Jauh sebelum Dinda tau Ardi hanya menganggapnya sebatas sahabat, Dinda sudah faham soal itu. Wanita agak sensitif kalau ngomongin hati. Saat kami ngobrol lewat skype, tak henti-henti Dinda terus menangis. 

Hari berganti minggu, minggu berganti bulan. Waktu terus berjalan, kemudian Dinda sering ikut ke acara pengajian bersamaku, ikut training, les musik dia juga ikut bergabung mengajari anak-anak panti asuhan, dan Rumah Singgah yang menjadi tempat kunjungan favorit kita selama ini. Yang membuatku salut adalah Dinda sama sekali tidak ingin. Jika Ardi mengetahui perasaan Dinda kepadanya. Jatuh cinta dalam diam, itu yang dilakukan Dinda selama ini. Saat Dinda ke Kafe waktu itu ternyata, Dinda diajak Ardi untuk berkenalan dengan Zahra yang saat itu baru jadian. Zahra cantik memang, dia juga bejilbab dan pandai bergaul. Berbeda dengan Dinda yang sedikit tertutup.

Sore itu sepulang kuliah :
“Ya aku tau perasaanmu Din,, dan kamu tidak mungkin mencegahnya kan? Coba kita koreksi lagi apakah saat kita mencintai seseorang itu sudah ikhlas karena Allah? Toh jika kamu ungkapkan perasaanmu kepada Ardi, apakah pasti ardi akan langsung kembali kepadamu? Sesungguhnya Allah-lah yang memliki hati setiap hamba-Nya. Bisa jadi mungkin kita keliru, bahwa Allah-lah sebenarnya tempat kita berharap, oleh karena itu berharaplah kepada Allah, jodoh gak bakal kemana din..” .
“...iya Ra, aku tak bisa mencegah hubungan mereka, sejujurnya aku sakit hati banget dan tak rela. Tapi ya sudahlah semua sudah lewat, aku hanya mencoba tetap tetap tersenyum merelakan mereka, toh masih banyak yang harus kuperbaiki. Saat ini aku lebih memilih intropeksi diri, agar semakin dekat dengan Allah”. 

Selang beberapa bulan kisah mereka berlalu, ternyata Ardi curhat ke Dinda, kalau hubungannya dengan Zahra telah putus. Sebelum Ardi berangkat Umroh, Ardi sengaja menghubungi Dinda tetap sebagai sahabat. Dia menyesali tentang persahabatannya dengan Dinda yang terasa renggang. Mungkin Ardi merasa bersalah kepada Dinda, dan menyadari bahwa hanya Dinda sahabatnya yang begitu baik selama ini.

Minggu lalu aku bertemu dengan Dinda pada satu acara, dia berkata sambil tersenyum. “Ra.. perasaanku kepada Ardi sekarang tidak lebih sebatas perasaan sebagai sahabat karena Allah. Apapun yang akan terjadi nanti, semua kuserahkan kepada Allah. Aku sangat berterimakasih karena kamu terus menyemangatiku dalam suka maupun duka selama ini Ra..”.

Alhamdulillah dear,, lega dan bahagia aku mendengarnya. Betapa tidak? Sahabatku Dinda sekarang justru telah menemukan hal baru dan pengalaman berharga dalam hidupnya. Dan dia bersyukur dan bertaubat atas apa yang telah dia lakukan selama ini. Kalian tau apa yang terjadi pada sahabatku saat itu?. Ternyata sepulang Ardi umroh, tepat saat kita usai sidang Skripsi. Ternyata Ardi melamar Dinda. Subkhanallah dear... ^_^

Dari kisah sahabatku itu, kita simpulkan mengapa sebabnya Allah menciptakan hati manusia begitu ajaib? Ya itulah mengapa pada fase-fase awal ketika seseorang mengalami cinta yang begitu dahsyat kepada lawan jenis tanpa didasari ikhlas dan tawakkal karena Allah, cinta yang dahsyat itu pula bisa layu dan mati. Namun jika cinta itu karena Allah maka semuanya akan berbeda. Ikhlas dan tawakkal menjadi landasan utama dalam kehidupan. 

Sesungguhnya rasa cinta yang dipendam ke lubuk terdalam jiwa manusia, sehingga bila terjadi sesuatu yang sangat menjengkelkan, maka ketika itu dengan sangat mudah tumpukkan kejengkelan yang tertanam dilubuk hati itu, muncul ke permukaan sehingga cinta yang seketika itu bisa berubah menjadi benci. Demikian yang sering terjadi pada anak-anak remaja, dewasa dan juga orangtua yang menamakan hubungan itu dengan nama “cinta”.

Kita lihat terjemahan Al Qur’an surat Fushilat (41): 34 sebagai berikut:
“Tidaklah sama kebaikan dengan kejahatan. Tolaklah kejahatan itu dengan cara yang terbaik, maka tiba-tiba orang yang diantaramu dengan dia ada permusuhan (beralih keadaanya) seolah-olah telah menjadi teman yang amat setia”

Nah, ayat diatas menurut redaksi ada kata tiba-tiba dan mengapa (beralih keadaanya) seolah-olah telah menjadi teman yang amat setia?  Jadi kurang lebih jwabannya begini: Perasaan adalah kumpulan dari emosi. Emosi adalah situasi kejiwaan  yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu namun bersifat sementara, sedang perasaan berkaitan dengan suatu objek yang dialami berdasar pengetahuan dan pengalaman. Perasaan adalah kumpulan dari sekian banyak emosi yang terjadi secara teratur dan tertuju pada satu objek. Jiwa manusia yang sangat ajaib, ia merupakan alam kecil, namun mampu mencakup alam besar dengan segala kontradiksi, bahkan menyangkut satu objekpun. Perasaan manusia terhadapnya mengandung kontradiksi. 

“Setiap perasaan betapapun agung dan luhurnya, tetap mengandung benih-benih perasaan yang bertolak belakang dengannya. Perasaan mempunyai logika yang berbeda dengan logika akal. Akal tidak dapat menggabung dua hal yang bertolak belakang, tetapi tidak demikian hati. Karena itu tidak ada cinta tanpa benci, tidak ada pula rahmat tanpa kekejaman.” Demikian menurut Hamid Thaha al Khaysyab, Guru Besar Psikologi Universitas al Azhar, Mesir.  Tentu saja yang dimaksud bukan cinta dan rahmat Ilahi, yang substansinya berbeda dengan cinta dan rahmat makhluk.

Nah, demikian juga dengan yang saling mencintai, khususnya pada fase-fase pertama cinta mereka. Bisa saja cinta yang terbina keduanya, beralih menjadi benci, jika ada sikap dan perlakuan yang dirasakan tidak wajar dari pasangannya dan ketika itu hubungan yang tadinya mesra bisa berubah menjadi konflik seolah-olah mereka adalah musuh yang sangat dibenci. Begitupula sebaliknya. Orang yang tadinya tidak suka berubah menjadi suka dan sebaliknya maka kembali serahkanlah semua kepada Allah dengan istikharah.  Karena jodoh, rizki, dan mati adalah rahasia Tuhan. ^_^


Teh Tika yang udah buat es krim.. terimakasih es krimnya lezat banget. dianterin pulak ^,^ 

No comments:

Post a Comment