Rindu..
Merindumu bagai menghitung biji padi di malam hari saat kantukku tiba
lama dan melelahkan
Merindumu bagai menghitung serpihan sisa meteor yang bergesekan dengan atmosfer
Tak terhitung dan hanya seolah tak ada
Kamu itu bintang, berpendar menari-nari justru disaat malam yang paling kelam
Kamu itu bintangku, menyelusup ke dalam hati menghangatkannya ketika kusangka telah mati
Entah siapa dan dimana
namamu seolah samar karna ku melihatnya dibalik embun sang bola mata
Entah siapa dan dimana
Wajahmu samar karna jauhmu tak tertangkap cahaya
Bentukmu tak tepat jatuh dimana harusnya ia terjatuh
Segalanya masih belum benar
Segalanya masih belum tepat
Segalanya masih belum waktunya
Waktu terus melangkah dengan congkaknya
Meninggalkan aku yang tersengal-sengal mengejarnya
Berharap dia mau menunggu
Waktu menatapku di kejauhan dengan angkuhnya
Dia berkata
Aku takan berhenti berlari sampai waktumu tiba, jangan mengejar aku karena aku takan pernah terkejar
Berbahagialah dengan yang menggenggam tanganmu, bahwasanya pada suatu hari aku akan memisahkan tangan yang saling menggenggam itu
Berhenti, terpaku,
Aku melihat kedua tanganku
Hanya guratan garis tangan yang tampak..
Bintangku aku merindumu
Aku takut usaiku kan tiba sebelum bertemu denganmu
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment